Setelah Jokowi menjabat, proyek-proyek yang mangkrak puluhan tahun bisa segera direalisasi.
Jakarta - Slogan “Lebih cepat lebih baik”
begitu melekat pada sosok Jusuf Kalla. Namun ternyata Joko Widodo juga
sudah lama menerapkan slogan tersebut. Bersama Ahok, Jokowi selalu
bergerak serba cepat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di Jakarta.
Sebelum Jokowi menjadi gubernur, pembangunan di Jakarta terasa berjalan
lambat. Gubernur naik silih berganti, tak satupun berhasil melakukan
gebrakan.
Ketika Jokowi-Ahok memimpin Jakarta, pemerintah tiba-tiba
bergerak sangat cepat. Proyek-proyek yang terbengkalai, tak bergerak,
selama puluhan tahun, berhasil dibereskan dan direalisasikan. Berikut
ini 8 contohnya:
Jakarta Mass Rapid Transit (menanti 24 tahun)
Studi tentang Mass Rapid Transit (MRT) sudah dilakukan
sejak 1989. Namun, selama 24 tahun, cita-cita warga Jakarta untuk dapat
berpergian dengan MRT seperti di Singapura tidak pernah terlaksana.
Banyak hambatan, terutama menyangkut dana besar yang dibutuhkan guna
mewujudkan proyek ini. Baru di era Jokowi, pada 2013, pembangunan MRT
dimulai. Jokowi berhasil dengan cepat membereskan semua sisa persoalan
yang masih menghambat. Rencananya, moda transportasi massal ini bisa
dinikmati masyarakat pada 2018.
Normalisasi Waduk Pluit (menunggu 34 Tahun)
Waduk Pluit terakhir kali dinormalisasi pada 1979. Sejak
saat itu, fungsi waduk sebagai penampung air pada waktu hujan dan tandon
air saat kemarau sudah tak pernah dirawat lagi. Waduk terus mengalami
pendangkalan akibat sedimentasi. Luas bantaran terus menyusut akibat
okupasi penghuni liar. Sementara saluran di lingkaran waduk bahkan
hilang karena ditumbuhi bangunan. Baru pada 2013, setelah 34 tahun, di
tangan Jokowi-Ahok, waduk ini menjalani proses normalisasi.
Waduk Ria Rio (menunggu 44 Tahun)
Sejak 1969, pengelolaan dan perawatan Waduk Ria Rio tidak
jelas. Tempat tersebut mengalami pendangkalan berat akibat sampah,
limbah dan enceng gondok yang tumbuh subur. Sekitar 7 hektare lahan
diduduki warga. Selain itu, terjadi sengketa lahan. Ketika Jokowi
menjadi gubernur, barulah masalah-masalah berhasil dibereskan satu per
satu. Warga berhasil dibujuk untuk sukarela pindah ke rumah susun yang
layak. Sengketa tanah diselesaikan dengan negosiasi ulang. Normalisasi
Waduk Ria Rio dimulai pada 2013.
Kampung Deret
Dengan pertambahan penduduk yang demikian cepat, persoalan
pemukiman kumuh menjadi masalah akut di Jakarta. Di era Jokowi,
dilakukan terobosan dengan pembangunan Kampung Deret. Warga yang
memiliki bukti kepemilikan tanah diberi kesempatan memperbaiki rumah
mereka menjadi layak huni. Pada 2013, pembangunan dilakukan di 26 titik.
Pada 2014, ditargetkan akan dibangun 70 Kampung Deret baru.
Kartu Jakarta Sehat
Jokowi melakukan terobosan lain dengan meluncurkan Kartu
Jakarta Sehat yang bertujuan mereformasi jaminan kesehatan di Jakarta.
Sebelumnya, masyarakat miskin harus mengurus banyak surat dan rujukan
dengan birokrasi berbelit sebelum bisa mendapat keringanan biaya
kesehatan. Dengan Kartu Jakarta Sehat, masyarakat bisa langsung mendapat
layanan gratis di Puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit bila memerlukan
perawatan lebih lanjut. Meski di awal penerapannya muncul banyak
masalah, program ini terus diperbaiki dan dapat berjalan dengan semakin
baik hingga sekarang.
Reformasi Keuangan dan Anggaran
Perubahan besar lainnya yang dilakukan Jokowi adalah
reformasi keuangan dan anggaran. Berkat perubahan drastis yang telah
dilakukannya, APBD DKI Jakarta meningkat tajam, dari Rp41 Triliun pada
2012 menjadi Rp72 Triliun pada 2014, atau naik Rp31 Triliun hanya dalam
dua tahun. Peningkatan ini berhasil dicapai berkat beberapa program, di
antaranya: mempermudah dan transparansi pajak, efisiensi pengeluaran, e-catalog serta e-budgetting. Dengan anggaran yang melonjak tajam, kemampuan pemerintah DKI dalam menjalankan pembangunan menjadi semakin besar.
Jakarta Outer Ring Road West 2 (menunggu 30 tahun)
Pembangunan jalan tol di Jakarta selalu terkendala
masalah pembebasan lahan. Itu pula yang dialami proyek Jakarta Outer
Ring Road West 2, yang sudah digagas sejak 1980-an. Dengan pendekatan
Jokowi, yang melakukan dialog dengan warga pemilik lahan, barulah proses
pembebasan lahan bisa diselesaikan. Pada 2013, ruas tol Kebon Jeruk –
Ciledug, sepanjang 7,8 kilometer diresmikan. Jakarta Outer Ring Road
West 2 diperkirakan dapat menurunkan tingkat kemacetan di pusat kota
Jakarta hingga 30%.
Taman BMW (menunggu 14 tahun)
Persiapan pembangunan Taman Bersih Manusiawi Wibawa (BMW)
telah dilakukan sejak 14 tahun lalu namun terkendala sengketa lahan.
Masalah ini baru beres di era Jokowi-Ahok. Lahan taman BMW adalah donasi
dari enam perusahaan pengembang swasta. Tanah seluas 66,6 hektare akan
dibagi menjadi danau (sekitar 30,7 hektare) , taman (2,5 hektare), hutan
kota (7,2 hektare) dan stadion megah (di area seluas 12,5 hektare) yang
bisa menampung 50.000 penonton. Taman BMW dan stadionnya diperkirakan
akan rampung pada 2015.